Media KIBAID Ambon Kota
Sebuah catatan kecil untuk Anda tentang Kami ada di sini, semoga bermakna.
06 July 2019
Refleksi HUT KIBAID Ke-83
Logo Gereja KIBAID
Eben Haezer, Sampai di Sini Tuhan Menolong Kita
Eben Haezer (artinya: batu pertolongan) adalah nama suatu tugu yang dibangun di antara Mizpa dan Yesana pada ± Th 1000 SM, sebagai suatu peringatan akan pertolongan Tuhan bagi bani Israel dalam peperangan melawan kaum Filistin.
Latar belakang Eben Haezer adalah pengalaman suatu bangsa (bani Israel) yang dilepaskan oleh Tuhan dari bahaya laten (kaum Filistin), setelah mereka melakukan pertobatan massal. Kemenangan bani Israel atas kaum Filistin ini dikisahkan sebagai mujizat, karena Tuhan sendiri yang mengacaukan kaum Filistin, sehingga bani Israel dapat memukulnya kalah, bahkan bani Israel
terus mengejar kaum Filistin sampai hilir Bet-Kar. Di tempat peperangan inilah seorang Nabi (Samuel) membangun Tugu dan menamainya Eben Haezer karena katanya, ”Sampai di sini Tuhan menolong kita”.
Gereja Kerapatan Injil Bangsa Indonesia (Gereja KIBAID) telah melewati satu tahun lagi kebersamaan dan pelayanan yang begitu dinamis. Bahwa karya yang telah ditorehkan oleh gereja ini baik membenahi organisasi dari tingkat sinode sampai jemaat maupun pembenahan pelayanan. Serta gereja ini telah menjadi berkat bagi para hamba Tuhan dan anggota jemaat, keluarga dan masyarakat. Sebagai gereja yang didasarkan atas Kristus yang mengajar untuk bersyukur dalam segala hal sudah seharusnya bila gereja di usia yang ke-83 tahun
bersyukur kepada Tuhan dan berkata “Sampai di sini Tuhan menolong kita”.
Sebagaimana bani Israel dalam kisah di atas yang mengalami pertolongan Tuhan setelah mereka kembali beribadah kepada Tuhan, dan membuang para berhala (baal, asytoret), gereja KIBAID juga sudah waktunya untuk menata diri lebih baik. Dalam menata organisasi lebih baik lagi ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kita:
Pertama adalah evaluasi. Evaluasi berhubungan dengan masa lalu. Apa yang dicapai Gereja KIBAID pada saat sekarang ini adalah hasil dari karya dan pelayanan para pendahulu baik itu para hamba Tuhan dan anggota jemaat pada masa yang lalu. Mereka telah melakukan apa yang mereka anggap paling baik dan memberi kontribusi bagi gereja. Ada yang menabur dan ada yang menuai, harus diakui bahwa pada saat ini kita ada pada posisi sedang menuai tetapi juga sedang menabur, menuai dalam hal ini saya bahasakan dengan mendapatkan efek dan ada efek yang memberi pertumbuhan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga efek yang kurang memberi pertumbuhan dan bahkan sama sekali tidak memberi pertumbuhan. Oleh karena itu di HUT yang ke-83 hari ini kita harus mengevaluasi dan dengan jeli melihat apa taburan yang membawa efek yang baik yang memberi pertumbuhan dan itu dilanjutkan dan apa taburan yang membawa efek yang tidak memberi pertumbuhan itu ditinggalkan.
Kedua adalah introspeksi. Introspeksi atau
refleksi diri
, berarti proses pengamatan terhadap diri sendiri. Bisa juga diartikan melihat ke dalam. Introspeksi lebih cocok digunakan bagi pribadi (person) tetapi tidak salah juga digunakan untuk sebuah lembaga gereja karena gereja terdiri dari orang-orang. Gereja KIBAID yang saat ini berusia 83 tahun
bukanlah usia yang mudah tetapi usia yang sudah sangat tua. Usia seperti ini ketika diberlakukan bagi manusia sudah ada yang mungkin pikun atau lemah ingatan dan kadang kelakuannya kembali seperti anak-anak. Tetapi jika kita berlakukan kepada pohon yang akan dijadikan bahan bangunan maka semakin tua semakin keras artinya semakin bagus dan tahan lama. Dalam hal ini juga kualitasnya semakin bagus.
Introspeksi diri dapat membantu seseorang untuk bercermin tentang diri dan kehidupannya selama ini. Hal apa yang telah dilakukannya selama ini yang ternyata mampu membawanya ke puncak kesuksesan. Serta hal apa yang selama ini telah dilakukan yang baik secara langsung atau pun tidak langsung membuatnya jatuh ke dalam lubang kegagalan. Gereja KIBAID dalam eksistensinya harus introspeksi diri. Introspeksi diri yang saya maksudkan menyangkut inrospeksi diri para pemangku jabatan mulai dari tingkat sinode sampai gereja local dan juga semua anggota jemaat secara umum. Melalui introspeksi diri, kita akan lebih mudah menentukan tujuan hidup ke depan. Tentunya, tujuan hidup yang kita dapatkan melalui introspeksi diri ini akan mampu membawa kita sebagai manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Ketiga adalah proyeksi. Proyeksi berhubungan dengan rencana masa depan. Harus diakui bahwa gereja KIBAID ada karena masa lalu yang berkarya sampai pada masa kini serta juga akan berlangsung sampai masa yang akan datang (AD/ART yaitu sampai kedatangan Tuhan Yesus kembali). Proyeksi ini berhubungan dengan rencana masa yang akan membuat gereja KIBAID tetap eksis. Oleh karena itu di HUT ke-83 ini setiap kita yang ada dalam gereja ini harus berpikir untuk berbuat sesuatu yang akan membawa manfaat bagi pertumbuhan gereja KIBAID ke depan.
83 tahun gereja ini berkarya merupakan kesyukuran bahwa Tuhan menolong hingga di saat ini dan menjadi keyakinan kita bahwa bukan hanya berhenti sampai di sini tetapi masa yang akan datang tetap eksis.
Dirgahayu
gerejaku yang ke-83 tahun
#Banggamenjadibagiangereja ini
Kontributor: Pdt. Melki Lungan, M.Th
Newer Post
Older Post
Home
Ibadah Minggu Gereja KIBAID Jemaat Ambon Kota #3
Susunan Panitia Natal 2019 dan Paskah 2020
Penatuan & Diaken Gereja KIBAID Jemaat Ambon Kota (2017-2022)
Penatua & Diaken yang baru sedang mempersembahkan pujian Serah Terima Jabatan
Ibadah Minggu Gereja KIBAID Jemaat Ambon Kota #3